zmedia

5 Langkah Mudah Menulis Berita yang Akurat dan Menarik ala Jurnalis Profesional

(Doc. Istimewa) 5 Langkah Mudah Menulis Berita yang Akurat dan Menarik ala Jurnalis Profesional.
HARIANCENDEKIA, ARTIKEL - Di era informasi yang serba cepat, berita menjadi “makanan” sehari-hari masyarakat. Bayangkan, keputusan seseorang untuk memilih produk, mendukung kebijakan, atau bahkan menyikapi isu kesehatan bisa bergantung pada kualitas berita yang dibaca. Sayangnya, maraknya hoaks dan informasi ambigu sering membuat publik bingung.

Nah, bagaimana cara menulis berita yang tidak hanya menarik, tetapi juga memenuhi kaidah jurnalistik?

Simak panduan praktisnya berikut ini!  

Menulis berita yang baik dimulai dengan memahami struktur dasarnya: piramida terbalik. Konsep ini mengutamakan informasi paling penting di awal, lalu diikuti detail pendukung. Misalnya, saat melaporkan kecelakaan lalu lintas, paragraf pertama harus langsung menjawab 5W+1H: What (apa yang terjadi?), Who (siapa yang terlibat?), Where (lokasi kejadian?), When (kapan terjadi?), Why (penyebab sementara?), dan How (bagaimana kronologinya?). Baru di paragraf selanjutnya, Anda bisa menambahkan kutipan saksi, data korban, atau respons pihak berwajib.  

Selain struktur, prinsip dasar jurnalistik juga wajib dipatuhi.

Pertama, akurasi. Sebelum menulis, pastikan semua fakta telah diverifikasi. Contohnya, jika melaporkan angka korban bencana, pastikan sumbernya jelas—apakah dari BPBD, kepolisian, atau lembaga resmi.

Kedua, obyektivitas. Berita harus netral, tidak memihak, dan memberikan ruang bagi semua pihak terkait untuk berbicara. Hindari kata-kata bernada subjektif seperti “sayangnya” atau “ironisnya”.

Ketiga, klaritas. Gunakan kalimat sederhana dan hindari istilah teknis. Misalnya, alih-alih menulis “kegiatan urban farming”, lebih baik tulis “budidaya tanaman di lahan perkotaan”.  

Langkah praktisnya? Mulailah dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara, observasi, atau riset data. Catat semua detail penting, lalu susun outline berdasarkan prioritas piramida terbalik.

Paragraf pembuka (lead) adalah kunci untuk menarik perhatian. Contoh lead buruk: “Banyak warga yang panik akibat kebakaran di pasar”. Bandingkan dengan lead yang baik: “Kebakaran melanda Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Senin pagi (15/7), menyebabkan 50 kios hangus dan ratusan pedagang mengungsi”.

Setelah lead, kembangkan tubuh berita dengan data dan kutipan narasumber. Misalnya, tambahkan pernyataan kepala dinas pemadam kebakaran atau kesaksian pedagang. Jika ada data statistik, seperti jumlah kejadian kebakaran tahun ini, sertakan untuk memperkuat konteks. Namun, jangan lupa untuk mengedit tulisan sebelum publikasi. Pastikan tidak ada kesalahan ejaan, informasi ambigu, atau bias terselubung.  

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan penulis pemula.

Pertama, memasukkan opini pribadi. Ingat, berita bukan kolom opini.

Kedua, membuat judul sensasional yang tidak sesuai isi. Misalnya, “Viral! Artis X Diduga Terlibat Narkoba”, padahal dalam berita hanya disebutkan “masih dalam penyelidikan”.

Ketiga, plagiarisme. Selalu cantumkan sumber jika mengutip pernyataan atau data. Keempat, tergesa-gesa memublikasikan tanpa cek fakta. Di dunia digital, kecepatan memang penting, tapi akurasi lebih utama.  

Contoh nyata? Pada 2023, beredar berita hoaks tentang “gempa susulan di Bali berkekuatan 8 SR”. Media profesional langsung meluruskan dengan merujuk data BMKG dan mewawancarai ahli geologi. Di sini, peran tools seperti Google Fact Check Explorer atau situs resmi instansi bisa menjadi “senjata” untuk memeriksa kebenaran informasi.  

Etika juga tak boleh diabaikan. Menghormati privasi narasumber—terutama korban kejahatan atau bencana adalah kewajiban. Jurnalis juga harus menghindari konflik kepentingan, misalnya meliput perusahaan tempat keluarga mereka bekerja. Pedoman Kode Etik Jurnalistik dari Dewan Pers bisa menjadi acuan utama.  

Menulis berita seperti jurnalis profesional bukanlah hal mustahil. Kuncinya adalah latihan dan konsistensi. Mulailah dengan topik sederhana di sekitar Anda, seperti kegiatan sosial di lingkungan RT atau inovasi lokal di sekolah. Selalu ingat: berita yang baik adalah yang informatif, akurat, dan memberi manfaat bagi publik.

*) Penulis: Muhammad Dzunnurain, Founder of Newsroom Citizen Community.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Dapatkan akses informasi HARIAN CENDEKIA lebih mudah dan cepat di Saluran WhatsApp dan Instagram, jangan lupa di follow.