zmedia

Startup Swedia TERASi Luncurkan RU1, Saingi Starlink dengan Kecepatan 50 Kali Lipat

(Doc. Istimewa) Starup Swedia TERASi RU1
HARIANCENDEKIA, JAKARTA - Startup teknologi asal Swedia, TERASi, resmi meluncurkan sistem komunikasi terbaru bernama RU1, perangkat radio gelombang yang diklaim sebagai yang terkecil dan teringan di dunia. Teknologi ini digadang-gadang bakal menjadi pesaing serius Starlink milik Elon Musk karena menawarkan kecepatan internet hingga 50 kali lebih tinggi.

RU1 berbentuk kotak kecil yang praktis dipasang di berbagai tempat, mulai dari tripod hingga drone. Dengan desain ringkas, perangkat ini memungkinkan pengguna tetap terhubung hanya dalam hitungan menit, bahkan di lingkungan yang cepat berubah.

“RU1 digunakan dalam hitungan menit untuk menjaga unit tetap terhubung pada lingkungan yang cepat berubah,” ujar James Campion, CEO sekaligus salah satu pendiri TERASi, dikutip dari The Next Web, Jumat (22/8).

Teknologi RU1 memanfaatkan jaringan mesh dengan bandwidth besar untuk mendukung berbagai aplikasi penting, seperti video drone secara langsung, pengendali otonom, hingga fusi data sensor. Sistem ini juga dilengkapi antena yang memancarkan sinyal terfokus layaknya sinar laser, sehingga lebih aman dan sulit diganggu oleh pihak luar.

Keunggulan RU1 terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 10 Gbps, atau 50 kali lebih cepat dibanding Starlink. Versi berikutnya bahkan dijanjikan dapat menembus 20 Gbps dengan latensi di bawah 5 milidetik. Campion menyebut, kemampuan ini sangat krusial untuk mendukung deteksi drone.

“RU1 memberi pengguna kendali atas komunikasi dengan menciptakan jaringan aman berkecepatan tinggi yang dimiliki dan kelola sendiri, tanpa dimasuki penyedia pihak ketiga seperti Starlink yang bisa dimatikan atau dibatasi dari jarak jauh, seperti pada insiden di Ukraina tahun 2022,” jelasnya.

Sebagai perbandingan, pada 2022 Elon Musk sempat menghentikan cakupan Starlink di Ukraina saat pertempuran di Kherson, yang berdampak pada gangguan komunikasi drone, artileri, dan koordinasi pasukan. Musk juga menolak permintaan untuk mengaktifkan Starlink di sekitar Krimea serta diduga diminta Presiden Rusia Vladimir Putin membatasi jangkauan di Taiwan.

Selain untuk militer, layanan TERASi dikembangkan untuk kebutuhan sipil, khususnya dalam penanggulangan bencana. Teknologi RU1 disebut mampu memulihkan koneksi gigabit bagi tim tanggap darurat tanpa harus menunggu perbaikan jaringan serat optik maupun satelit.

Dengan kemampuan tersebut, TERASi optimistis RU1 dapat menjadi solusi komunikasi masa depan yang lebih aman, cepat, dan fleksibel dibandingkan Starlink. (Red)