![]() |
Niko Eliyanto, Guru di Subang Jawa Barat |
Di zaman sekarang, semakin banyak orang yang punya kesempatan belajar hingga perguruan tinggi. Namun sayangnya, tidak semua orang benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan lewat membaca. Tanpa membaca, proses belajar ibarat memandang laut yang luas tapi tidak pernah menyelaminya. Kita hanya melihat permukaannya saja tanpa tahu apa yang ada di dalamnya. Padahal, ilmu yang kita peroleh di kelas hanyalah pintu awal. Agar lebih bermakna, proses belajar perlu diperkuat dengan sumber pengetahuan lain di luar kelas, dan membaca adalah salah satu cara paling efektif untuk itu.
Membaca adalah aktivitas yang bisa dilakukan siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Aktivitas ini membantu kita memperoleh teori, memperluas pengetahuan, dan bahkan memetik ide-ide baru. Tidak heran jika membaca sering disebut sebagai keterampilan berbahasa yang paling mendasar sekaligus strategis. Menariknya, membaca pun punya banyak jenis atau teknik. Salah satu yang paling penting untuk dikuasai adalah membaca intensif. Kalau membaca bisa membuat kita sekedar mengetahui isi teks, membaca intensif membuat kita benar-benar memahami dan menyerapnya secara mendalam.
Membaca intensif pada dasarnya adalah kegiatan membaca secara cermat, teliti dan mendalam untuk memperoleh pemahaman yang rinci. Tidak sekedar melahap kata demi kata, kita diminta untuk fokus, kritis, dan menyeluruh terhadap isi bacaan. Karena sifatnya yang mendalam, membaca intensif kerap disebut sebagai “membaca pemahaman”. Dalam proses ini, pembaca tidak hanya mencari informasi, tetapi juga berusaha memahami makna tersirat yang mungkin tersembunyi di balik teks. Membaca seperti ini memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran, tetapi hasilnya sangat terasa. Kita jadi lebih peka terhadap detail, lebih mudah menangkap pesan utama, dan lebih siap mengolahnya menjadi ide baru.
Ada beberapa tujuan utama mengapa membaca intensif penting dilakukan. Pertama tentu saja untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Dengan membaca intensif, kita tidak hanya mengerti fakta-fakta yang tertulis, tetapi juga ide pokok, argument, dan sudut pandang penulis terhadap topik yang dibahas. Kedua, membaca intensif membantu kita mengenali pola atau struktur teks. Saat membaca dengan teliti, tanpa sadar kita belajar cara penulis menyusun kalimat dan paragraf sehingga tulisannya mudah dipahami. Bekal ini sangat bermanfaat ketika kita menulis, karena kita jadi punya referensi pola yang efektif untuk menyampaikan gagasan. Ketiga, membaca intensif memungkinkan kita menagkap maksud dan tujuan penulis. Makna tulisan sering kali bersifat eksplisit, tetapi maksud penulis cenderung implisit. Dengan membaca secara mendalam, kita bisa memahami lapisan makna yang lebih dalam, termasuk pesan tersembunyi yang ingin disampaikan.
Menfaat membaca intensif pun tidak kalah menarik. Salah satunya adalah melatih pemahaman. Aktivitas ini melatih otak kita untuk berpikir aktif dan fokus. Otak manusia itu unik, semakin sering digunakan untuk memahami bacaan yang mendalam, semakin cepat ia bekerja menyerap informasi. Dengan kata lain, membaca intensif memperkuat kemampuan otak dalam memproses informasi secara efesien. Manfaat berikutnya adalah mengasah kemampuan pemaknaan dan interpretasi. Proses ini ibarat mengasah pisau: semakin sering diasah, semakin tajam hasilnya. Pemaknaan yang baik membuat ide dari bacaan lebih mudah diingat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih jauh lagi, kemampuan interpretasi yang terlatih memungkinkan pembaca mengolah ide menjadi gagasan baru atau inovasi yang segar.
Manfaat membaca intensif yang ketiga adalah mengembangkan pemahaman kritis. Artinya kita bukan hanya menyerap informasi, tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, dan bersikap bijaksana terhadap isi bacaan. Pemahaman kritis membuat kita mampu menilai kelebihan dan kekurangan teks tanpa semata mencari kesalahan. Sikap ini penting untuk menyaring informasi, apalagi di era banjir informasi seperti sekarang. Dengan pemahaman kritis, kita tidak mudah terpengaruh hoaks dan mampu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang valid.
Meski terdengar serius, membaca intensif sebenarnya bukan proses yang sulit. Tantangan terbesarnya justru terletak pada kebiasaan dan konsistensi. Banyak orang berhenti membaca bagitu tugas atau ujian selesai, padahal kebiasaan membaca intensif perlu dilatih terus-menerus agar manfaatnya terasa optimal. Kita bisa mulai dengan langkah sedeerhana seperti memilih bacaan yang sesuai minat agar prosesnya terasa menyenangkan, menyiapkan waktu khusus membaca meski hanya 15-30 menit per hari, membuat catatan atau menandai ide penting untuk membantu pemahaman, atau mendiskusikan isi bacaan dengan orang lain agar wawasan semakin luas. Dengan cara-cara sederhana ini, membaca intensif akan menjadi bagian alami dari aktivitas belajar sehari-hari.
Belajar di ruang kelas hanya membuka pintu awal menuju pengetahuan, sedangkan membaca intensif mengajak kita berjalan lebih jauh, menyelami kedalaman lautan informasi yang tersedia. Melalui membaca intensif, kita tidak hanya memahami isi teks secara mendetail, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, memaknai gagasan, dan menumbuhkan sikap bijaksana dalam menerima informasi. Di tengah arus informasi yang semakin deras, membaca intensif menjadi keterampilan penting yang sebaiknya dimiliki setiap orang. Tidak sulit memulainya: yang dibutuhkan hanyalah kebiasaan, ketekunan, dan kemampuan untuk belajar. Dengan begitu, kita tidak hanya “melihat” lautan pengetahuan, tetapi juga menyelaminya hingga ke dasar, menemukan mutiara berharga yang dapat memperkaya wawasan dan kehidupan kita. (*)
*) Penulis: Nico Eliyanto, Guru di Subang Jawa Barat.
**) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.