zmedia

Peran Generasi Muda dalam Mendorong Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan

Ferdi Fernando Putra, Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuangi
HARIANCENDEKIA, OPINI - Generasi muda Indonesia memegang peranan vital dalam mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif sekaligus memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional. Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, kreativitas dan keberanian mengambil risiko menjadi modal utama yang membedakan wirausaha muda dengan pelaku bisnis konvensional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai lebih dari Rp1.300 triliun atau sekitar 7,4% dari total PDB nasional. Angka ini menunjukkan bahwa sektor kreatif, yang banyak digerakkan oleh anak muda, memiliki daya dorong besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Salah satu contoh nyata terlihat di Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini berhasil memanfaatkan potensi lokal melalui sektor pariwisata, seni budaya, dan kuliner untuk mendorong lahirnya wirausaha muda. Program Banyuwangi Festival dan dukungan pemerintah daerah dalam bentuk pelatihan digital marketing, inkubasi bisnis, hingga fasilitasi permodalan melalui Bank UMKM, menjadi bukti keseriusan membangun ekosistem kewirausahaan. Menurut data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi (2023), jumlah UMKM di daerah ini meningkat hingga 12% dalam lima tahun terakhir, sebagian besar digerakkan oleh pelaku muda.

Contoh yang menonjol adalah tumbuhnya coffee shop lokal dan produk pertanian olahan seperti Kopi TeleMung, yang bukan hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga mengedepankan konsep branding modern serta pemasaran berbasis media sosial. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana generasi muda mampu menggabungkan kearifan lokal dengan strategi bisnis kreatif yang relevan dengan pasar global.

Dalam pandangan saya, kontribusi generasi muda dalam dunia wirausaha tidak hanya sebatas menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat identitas lokal. Anak muda Banyuwangi, misalnya, harus berani mengangkat potensi daerahnya, seperti kopi, batik gajah oling, atau pariwisata berbasis budaya. Dengan inovasi dan strategi pemasaran digital, produk lokal bisa dikenal lebih luas dan menjadi daya saing global.

Tantangan utama wirausaha muda saat ini memang terletak pada keterbatasan akses permodalan dan kurangnya konsistensi dalam membangun usaha. Namun, dukungan pemerintah daerah, ditambah kolaborasi komunitas kreatif, sudah mulai memberikan jalan keluar. Yang paling penting adalah membangun mental tahan banting. Kegagalan itu wajar, tetapi keberanian untuk bangkit kembali adalah hal yang membentuk jiwa wirausaha sejati.

Keberhasilan Banyuwangi dalam melahirkan wirausaha muda kreatif patut dijadikan teladan bagi daerah lain. Dengan kombinasi antara kebijakan pemerintah yang pro-UMKM, keberanian generasi muda, serta pemanfaatan teknologi digital, kewirausahaan dapat menjadi pilar ekonomi yang inklusif sekaligus berkelanjutan.

Pada akhirnya, peran generasi muda dalam mendorong ekonomi kreatif bukan hanya soal mengejar keuntungan, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan potensi lokal agar bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional. Kewirausahaan muda adalah energi perubahan: dari Banyuwangi untuk Indonesia, dari lokal menuju global. (*)

*) Pewarta: Ferdi Fernando Putra, Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuangi.
**)  Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.