![]() |
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers usai mendampingi Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Kamis (11/9/2025) |
Menurut Bahlil, proyek waste to energy saat ini tengah menunggu hasil verifikasi dari PT Danantara, badan pelaksana yang ditunjuk untuk menyaring perusahaan mana saja yang layak menggarap proyek tersebut.
“Sejauh ini belum ada pembahasan sampai dengan penugasan ke PLN. Jadi itu nanti Danantara. Setelah Danantara akan melihat perusahaan mana yang akan masuk membangun. Nanti izinnya akan diberikan dari ESDM. Setelah itu, baru kita ada kontrak jual beli dengan PLN,” ujar Bahlil kepada wartawan.
Bahlil menegaskan, proses penentuan perusahaan pengelola akan dilakukan melalui studi kelayakan (feasibility study) oleh Danantara bersama tim teknis gabungan. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, akan mengeluarkan izin setelah hasil seleksi final diumumkan.
“Lagi dikaji teknisnya dan yang tahu itu tim teknis kami dengan tim teknis dari Danantara yang akan mengecek, validasi perusahaan-perusahaan mana saja yang akan cocok,” jelasnya.
Mengenai teknologi yang akan diterapkan dalam pengolahan sampah menjadi energi, Bahlil mengatakan hal tersebut juga masih dalam pembahasan. Teknologi yang digunakan bisa berupa pembakaran langsung atau berbasis biomassa, namun kepastiannya akan ditentukan setelah studi kelayakan selesai dilakukan.
“Teknologinya masih dikaji secara teknis. Bisa pembakaran langsung, bisa juga biomassa. Tapi semuanya akan tergantung hasil studi Danantara,” tambah Bahlil.
Proyek waste to energy merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan mengatasi permasalahan sampah di kota-kota besar. Dengan melibatkan sektor swasta dan badan usaha milik negara, diharapkan proyek ini dapat memberikan solusi ganda dalam aspek lingkungan dan ketenagalistrikan. (Red)