zmedia

Masalah Integritas Polisi dan Rekrutmen Santri, Ahmad Fauzi Beri Tanggapan Tegas

(Doc. Ahmad Fauzi) YouTuber Roominesia, soroti permasalahan integritas kepolisian serta mengapresiasi langkah Kapolri dalam membuka rekrutmen bagi santri.


HARIANCENDEKIA, MALANG – YouTuber Ahmad Fauzi, melalui kanal Roominesia, menyoroti permasalahan integritas di tubuh kepolisian serta mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam membuka jalur rekrutmen khusus bagi santri. Dalam video terbaru yang diunggah, Fauzi menekankan bahwa godaan berupa narkoba, bisnis ilegal, dan praktik suap masih menjadi tantangan besar bagi aparat kepolisian.

Menurut Fauzi, meskipun banyak anggota polisi yang berusaha menjaga integritas, tidak sedikit yang terjerumus dalam praktik-praktik menyimpang akibat pengaruh eksternal.

“Ketika Kapolri mengatakan bahwa banyak anggota kepolisian yang tidak tahan godaan, itu sebenarnya mengisyaratkan bahwa ada masalah serius dalam sistem di dalam kepolisian kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fauzi menyambut baik kebijakan rekrutmen khusus bagi santri yang dinilainya sebagai langkah positif. Ia meyakini bahwa santri memiliki landasan agama yang kuat, sehingga lebih tahan terhadap godaan yang sering muncul dalam institusi kepolisian.

“Jalur santri ini adalah langkah yang bagus. Santri memiliki landasan agama yang kuat, dan diharapkan dapat membawa perubahan dalam institusi kepolisian,” tambahnya.

Namun, Fauzi mengingatkan bahwa perbaikan citra kepolisian tidak cukup hanya dengan kebijakan-kebijakan simbolis. Ia menekankan bahwa perombakan sistem rekrutmen dan pembinaan sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan secara menyeluruh. Salah satu persoalan utama yang ia soroti adalah keberadaan calo dalam proses rekrutmen, yang dinilainya merusak integritas calon anggota kepolisian sejak awal.

“Yang mahal dalam menjadi polisi bukanlah biaya administratifnya, tetapi biaya dari calo-calo yang mengatur segala sesuatunya. Ini yang perlu segera diatasi,” tegasnya.

Fauzi juga menyarankan agar jalur-jalur yang memungkinkan praktik percaloan dihentikan, karena tanpa perubahan struktural, budaya buruk di kepolisian akan sulit dihapus.

“Jika hal ini tidak dihentikan, maka budaya buruk dalam kepolisian akan terus berlanjut dan sulit diubah,” tuturnya.

Ia berharap kebijakan yang diterapkan Kapolri dapat membawa perubahan nyata bagi institusi kepolisian dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.

“Kita semua berharap, polisi yang berintegritas bisa hadir untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya,” pungkas Fauzi.

Dengan berbagai tantangan yang masih dihadapi, perbaikan sistem rekrutmen dan pembinaan SDM di kepolisian dinilai sebagai langkah penting agar institusi ini dapat menjalankan tugasnya.

*) Pewarta: Redaksi Harian Cendekia.
**) Dapatkan akses informasi HARIAN CENDEKIA lebih mudah dan cepat di Saluran WhatsApp dan Instagram, jangan lupa di follow.
ADVERTISMENTADVERTISMENT