![]() |
HOAKS: Pembongkaran Gapura di Pamekasan Bukan karena Sound Horeg |
Dalam video berdurasi pendek tersebut, terlihat sejumlah warga bergantian memukul bagian bawah Gapura dengan martil besar, sementara yang lain memegang tali untuk menarik roboh Gapura.
Disinyalir, perobohan Gapura tersebut dilakukan guna memberi akses jalan terhadap truk “Sound Horeg” yang hendak melintas. Kendaraan itu nampak tidak jauh dari lokasi di dalam video yang beredar.
Sontak, Fenomena itu memicu trigger netizen
“Fasilitas Umum seperti Gapura seharusnya dijaga, bukan malah dirusak hanya demi hiburan,” kutip kaltengpos.jawapos.com, 29 Juni 2025.
Dalam video unggahan @infopamekasan, 29 Juni 2025 di Instagram, netizen mengatakan jika pembongkaran Gapura itu dilakukan bukan karena Sound Horeg, melainkan karena Musik Tong Tong tidak bisa masuk.
“Meluruskan bro jie lokasi e pandan galis sd bustanuddin,, itu dibongkar perenna pawai tong tong masok ka gang jie kan e bongkar polana tak kabuek (meluruskan bro, lokasi ini di Pandan Galis SD Busatnuddin, itu dibongkar karena ada pawai tong-tong yang tidak muat untuk masuk)” tulis akun @vickyy.am
Namun, diketahui Gapura yang dirobohkan dalam video merupakan milik pribadi Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Bustanuddin, Dusun Namperre, Desa Galis, Kabupaten Pamekasan.
Melalui unggahan video di akun Tiktok @ritauncha, salah seorang pengurus lembaga tersebut menjelaskan, jika pembongkaran Gapura hanya kebetulan saja bertepatan dengan Sound Horeg yang lewat, sekaligus dengan Haflatul Imtihan dan pawai yang tengah diselenggarakan Lembaganya. Sebab, rencana pembongkaran Gapura untuk renovasi sebenarnya sudah diagendakan sejak 2 tahun lalu.
Diwawancarai via online, Ibu Rinta yang sekaligus Dosen di UIN Madura mengatakan jika Pihak Lembaga dan masyarakat sekitar merasa dirugikan dengan berita miring yang beredar, di mana mereka digambarkan sebagai orang yang seolah-olah bodoh hanya demi hiburan semata. Pihaknya juga mengaku telah memiliki surat izin kepolisian dalam melakukan pawai di jalanan.
“Kami dan masyarakat sekitar merasa terganggu dengan pemberitaan hoax ini. Seakan akan kami masyarakat bodoh. Jika kedepannya masih berlanjut, kami akan menindaklanjuti laporan kami kemarin ke pihak kepolisian” jelas rinta pada penulis.
*) Pewarta: Muqsid Mahfudz