![]() |
(Doc. Istimewa) Foto bersama pengurus HMPS PBA Unisma |
Ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa perencanaan acara Pra Bahtsul Masail dimulai dengan rapat koordinasi internal HMPS PBA. Dalam forum tersebut dibahas pentingnya acara ini sebagai ruang latihan berpikir ilmiah yang tidak sekadar formalitas.
“Setelah menentukan tema dan konsep dasar, kami menyusun kepanitiaan, membuat timeline kegiatan, serta memilih narasumber yang relevan. Kami memilih Ahmad Faisal dari kelompok Ittihadul Akhyar karena ia memiliki pemahaman metodologis yang kuat dan komunikatif dalam menyampaikan materi,” jelas panitia penyelenggara.
Pada tahap pelaksanaan, panitia melakukan berbagai persiapan teknis seperti simulasi tempat, penyusunan alur acara, dan distribusi undangan ke seluruh mahasiswa PBA. Acara berlangsung cukup lancar, dengan suasana forum yang kondusif dan respons aktif dari para peserta.
“Mahasiswa yang hadir terlihat antusias. Banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan serta terlibat dalam adu argumen secara sehat. Ini menunjukkan bahwa tujuan kami untuk menghadirkan budaya diskusi mulai tercapai,” tambahnya.
Evaluasi pasca-acara pun menjadi perhatian panitia. Beberapa masukan dari peserta menyoroti pentingnya manajemen waktu serta koordinasi antar-seksi acara agar pelaksanaan ke depan lebih efektif. Selain itu, tema dan perumusan masalah juga disarankan agar lebih fokus pada isu-isu kekinian yang dekat dengan kehidupan mahasiswa.
“Feedback paling membangun yang kami terima adalah soal penguatan koordinasi dan relevansi tema. Ke depan, kami berharap Pra Bahtsul Masail bisa digelar dengan persiapan yang lebih matang, melibatkan lebih banyak mahasiswa lintas angkatan, dan menghasilkan dokumentasi resmi yang bisa dijadikan bahan bacaan kampus,” ujarnya.
HMPS PBA UNISMA menargetkan agar kegiatan ini tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial, melainkan bertransformasi menjadi forum rutin yang mendorong kontribusi pemikiran solutif atas persoalan sosial dan keagamaan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk dosen dan alumni, diharapkan turut memperkuat eksistensi Bahtsul Masail di lingkungan akademik. (*)
*) Pewarta: Faridatul Muna, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, Unisma.