zmedia

Bahtsul Masail PBA UNISMA Dorong Tradisi Ilmiah Mahasiswa

(Doc. Istimewa) Foto bersama usai Bahtsul Masail PBA Unisma
HARIANCENDEKIA, MALANG - Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (HMPS PBA) Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menggelar forum Bahtsul Masail pada akhir Juni 2025 di ruang F01 7A. Kegiatan ini menjadi ruang dialektika ilmiah bagi mahasiswa dalam mengasah nalar hukum Islam dan kemampuan berdiskusi. Evaluasi dari pelaksanaan tahun ini pun memunculkan sejumlah masukan konstruktif dan harapan untuk penyelenggaraan yang lebih baik ke depannya.

Salah satu mahasiswa PBA, Tullus Hima Putra, menjelaskan bahwa forum Bahtsul Masail kali ini dipersiapkan melalui tahapan yang matang. Proses perencanaan dimulai dari evaluasi kegiatan pra-Bahtsul sebelumnya yang kemudian dilanjutkan dengan rapat koordinasi panitia untuk menentukan tema, alur forum, dan penanggung jawab teknis.

“Kami berfokus pada pemilihan tema yang relevan dan aktual, agar tidak hanya menjadi latihan keilmuan, tetapi juga punya daya tarik terhadap peserta,” ujar Tullus saat diwawancarai.

Struktur forum disusun secara sistematis, melibatkan moderator, pemantik, mushohhih (pengoreksi), serta notulis. Pemilihan peserta juga dilakukan dengan mempertimbangkan keterwakilan antar angkatan dan kelompok studi. Forum dilaksanakan dengan suasana kondusif dan peserta terlihat cukup aktif dalam menyampaikan argumen serta sanggahan.

Tullus menyebutkan bahwa kegiatan ini dinilai cukup berhasil dari segi partisipasi maupun substansi.

"Jumlah peserta menunjukkan antusiasme yang stabil. Bahkan beberapa mahasiswa yang sebelumnya pasif mulai berani tampil dan berargumen,” ujarnya.

Meski demikian, beberapa catatan evaluatif juga mencuat pasca acara. Salah satunya terkait dengan perlunya penyesuaian tema yang lebih kontekstual dengan kehidupan mahasiswa.

“Beberapa peserta menyampaikan bahwa akan lebih menarik jika kasus yang diangkat benar-benar berasal dari persoalan nyata di lingkungan kampus atau masyarakat sekitar,” tambahnya.

Selain itu, sistem forum dinilai masih perlu pembenahan, terutama dalam hal struktur alur diskusi dan pemerataan partisipasi. Keterlibatan peserta masih cenderung didominasi kelompok tertentu, sehingga disarankan agar pelaksanaan mendatang mampu membuka ruang interaktif secara lebih inklusif.

“Masukan lain yang kami terima adalah tentang keterlibatan dosen atau alumni. Kami berharap ke depan mereka bisa dilibatkan sebagai pendamping akademik agar suasana ilmiah lebih terasa,” ungkap Tullus.

Untuk penyelenggaraan tahun depan, pihak panitia berharap ada peningkatan dalam aspek substansi dan teknis. Harapan lainnya adalah agar hasil Bahtsul Masail dapat dibukukan dalam bentuk notulensi ilmiah sebagai referensi akademik bagi mahasiswa PBA.

“Forum ini potensial menjadi tradisi intelektual unggulan di PBA. Maka perlu penguatan dari sisi substansi tema, sistem forum, hingga hasil akhirnya agar lebih terdokumentasi dan bermanfaat secara akademis,” tutupnya. (*)

*) Pewarta: Faridatul Muna, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, Unisma.
ADVERTISMENTADVERTISMENT