![]() |
| Ahmad Rizal M. E. |
Setelah hampir satu abad berlalu, muncul pertanyaan yang relevan untuk dikaji, yaitu sejauh mana nilai-nilai dan semangat Sumpah Pemuda masih terinternalisasi dalam diri generasi muda masa kini. Tantangan yang dihadapi generasi muda pada era digital tidak lagi berupa penjajahan fisik, melainkan dominasi terhadap pola pikir, budaya, dan identitas. Media sosial yang pada awalnya dirancang sebagai sarana komunikasi dan integrasi sosial, kerap menjadi ruang yang memicu disinformasi, intoleransi, serta fragmentasi sosial. Kondisi ini menuntut refleksi kritis terhadap relevansi Sumpah Pemuda dalam konteks masyarakat digital.
Generasi muda masa kini memiliki akses terhadap teknologi, informasi, dan pendidikan yang jauh lebih luas dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, potensi tersebut perlu diimbangi dengan kesadaran nasional, etika digital, dan tanggung jawab sosial. Persatuan dalam konteks modern tidak hanya dimaknai sebagai kesamaan identitas kebangsaan, tetapi juga sebagai kemampuan untuk berkolaborasi, berempati, dan berkontribusi secara konstruktif dalam ruang digital maupun sosial.
Sumpah Pemuda mengandung nilai fundamental bahwa keberagaman merupakan sumber kekuatan bangsa. Dalam konteks multikultural Indonesia, generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menjaga kohesi sosial dan memperkuat semangat kebangsaan. Menjadi pemuda Indonesia di era global bukan hanya tentang kebanggaan identitas nasional, tetapi juga tentang komitmen untuk melanjutkan perjuangan melawan sikap apatis, intoleransi, dan disinformasi.
Dengan demikian, Sumpah Pemuda perlu dimaknai kembali sebagai bentuk “komitmen digital” generasi muda. Komitmen tersebut mencakup semangat untuk berkolaborasi lintas batas, berkarya secara produktif, serta berperilaku etis dalam penggunaan teknologi. Hanya melalui generasi muda yang berpikir kritis, berjiwa nasionalis, dan beretika digital, cita-cita Indonesia sebagai bangsa yang maju dan beradab dapat terwujud. (*)
*) Penulis: Ahmad Rizal M. E.
**) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.

