zmedia

Mahasiswa KSM-T 43 Unisma Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi di SMP Wahidiyah

(Doc. KSM-T Kelompok 43) foto bersama mahasiswa KSM-T 43 Unisma usai pelatihan minyak jelntag menjadi lilin aromaterapi si Desa Wringinanom, Kamis (27/02/2025).
HARIANCENDEKIA, MALANG – Mahasiswa Kuliah Kerja Sosial Tematik (KSM-T) 43 Universitas Islam Malang (Unisma) mengadakan pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di SMP Wahidiyah, Dusun Besuki, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Kamis (27/02/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melalui pengolahan limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai guna dan ramah lingkungan.

"Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui pemanfaatan limbah rumah tangga seperti minyak jelantah," ujar Koordinator KSM-T 43 Unisma, Ahmad Rofiq, saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Menurutnya, P5 yang menjadi bagian dari kurikulum merdeka, menekankan pentingnya pengembangan karakter dan keterampilan berbasis masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa KSM-T 43 Unisma bertindak sebagai pemateri sekaligus pendamping praktik. Proses pembuatan lilin aromaterapi dimulai dengan menyaring minyak jelantah untuk menghilangkan kotoran. Setelah itu, minyak dicampur dengan lilin stearin, pewangi lavender, serta pewarna alami atau crayon untuk menciptakan aroma yang menenangkan dan tampilan menarik. Campuran tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras hingga siap digunakan.

"Biasanya minyak jelantah hanya dibuang begitu saja, padahal bisa dimanfaatkan menjadi produk kreatif seperti lilin aromaterapi ini," ungkap Rofiq.

Salah satu guru pendamping SMP Wahidiyah, Siti Aminah, mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk berkreasi.

"Anak-anak jadi tahu bahwa sesuatu yang dianggap sampah, seperti minyak bekas, ternyata bisa disulap menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai jual," katanya.

Tak hanya melatih kreativitas, kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kepedulian lingkungan sejak dini bagi siswa-siswi SMP Wahidiyah.

"Harapannya, setelah pelatihan ini, siswa bisa menerapkan di rumah dan mungkin menjadi ide usaha kecil yang ramah lingkungan," tambah Aminah.

Dari pelatihan ini, dapat disimpulkan bahwa minyak jelantah yang selama ini menjadi limbah berbahaya bagi lingkungan, ternyata dapat diolah menjadi lilin aromaterapi yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga memiliki nilai ekonomis.

*) Pewarta: Mahasiswa KSM-T Unisma Kelompok 42.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Dapatkan akses informasi HARIAN CENDEKIA lebih mudah dan cepat di Saluran WhatsApp dan Instagram, jangan lupa di follow.