zmedia

Barakuda, Rakyat, dan Akar Masalah yang Sebenarnya

Muhammad Dzunnurain, Founder/CEO Harian Cendekia Group
HARIANCENDEKIA, OPINI - Beberapa hari terakhir, jagat media sosial panas gara-gara insiden barakuda aparat yang menabrak pendemo. Wajar kalau orang-orang ngamuk, sumpah serapah bertebaran dimedsos. Mari kita tarik napas sebentar, jangan buru-buru menghakimi.

Kalau ditarik lebih dalam, aparat di lapangan itu sering jadi pihak paling terjepit. Mereka ditekan dari dua arah. Kalau mereka bertindak lembek, bisa kena marah atasan. Kalau mereka terlalu keras, langsung dihajar opini publik.

Mereka bukan robot, mereka juga manusia yang bisa panik, bisa salah langkah. Menyalahkan mereka sepenuhnya sama saja kita menembak pion di papan catur, sementara raja dan menterinya duduk santai di belakang.

Nah, di sinilah letak masalah utamanya. Pejabat-pejabat yang rakus dan korup, itu pelakunya. Mereka yang memainkan politik dan ekonomi demi perut sendiri, sementara rakyat dibiarkan lapar dan marah. Kerakusan inilah biang kerok dari mulainya kericuhan.

Lalu, apa solusinya? Yang harus disorot adalah kebijakan busuk dan pejabat culas. Aparat hanya menjalankan perintah, rakyat hanya menuntut keadilan. Dua-duanya sama-sama korban. Kalau kita terus saling serang di level bawah, para pemain besar di atas akan tetap aman tertawa.

Hidup ini memang sekeras barakuda, tapi tetap ada ruang buat tersenyum, menyapa, dan menjaga kewarasan.

Kalau mau marah, arahkan ke akar masalah. Bukan ke aparat, bukan pula ke rakyat. Karena sejatinya, yang harus bertanggung jawab adalah mereka yang duduk di kursi empuk, bermain politik, dan menulis kebijakan dengan tinta kerakusan. (*)

*) Penulis: Muhammad Dzunnurain, Founder/CEO Harian Cendekia Group.