zmedia

Kesehatan sebagai Wujud Nyata Kemerdekaan

Izzatul Millah, Mahasiswa Unisma
HARIANCENDEKIA, OPINI - Kesehatan sering kali dianggap sekadar urusan medis, padahal sejatinya ia merupakan fondasi bagi keberlangsungan bangsa. Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam penyampaian Rancangan APBN 2026 menegaskan bahwa kesehatan bukan hanya layanan, melainkan hak setiap warga negara yang wajib dijamin oleh negara. Dengan alokasi Rp244 triliun, pemerintah berupaya memperluas akses, meningkatkan kualitas layanan, serta meringankan beban masyarakat, khususnya kelompok miskin dan rentan.

Langkah ini patut diapresiasi. Sebab, kemerdekaan tidak hanya berarti terbebas dari penjajahan, tetapi juga terbebas dari hambatan untuk hidup sehat dan sejahtera. Dalam momentum HUT ke-80 RI, pemerintah ingin menegaskan bahwa kemerdekaan harus dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui pelayanan kesehatan yang adil dan merata.

Program revitalisasi rumah sakit, penurunan stunting, bantuan gizi, hingga pemberantasan penyakit menular merupakan strategi konkret yang sejalan dengan kebutuhan mendesak masyarakat. Lebih penting lagi, jaminan penuh bagi 96,8 juta jiwa masyarakat miskin dan rentan menunjukkan keberpihakan negara kepada mereka yang paling membutuhkan.

Namun, di balik angka besar tersebut, tantangan nyata masih menanti. Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, fasilitas di daerah terpencil yang masih minim, serta sistem administrasi JKN yang kerap rumit tetap menjadi pekerjaan rumah bersama.

Anggaran besar tanpa tata kelola yang transparan dan pengawasan yang ketat berisiko hanya menjadi angka semu. Oleh karena itu, investasi kesehatan ini tidak boleh berhenti sebagai kebijakan di atas kertas. Ia harus diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang benar-benar dirasakan rakyat baik di kota besar maupun pelosok desa. Kemerdekaan yang hakiki adalah ketika setiap warga, tanpa memandang status ekonomi ataupun jabatan, dapat tersenyum lega karena hak kesehatannya terpenuhi.

Pada akhirnya, kesehatan bukan semata isu sektoral, melainkan cermin sejauh mana negara hadir bagi rakyatnya. Menjamin rakyat sehat merupakan investasi bagi masa depan bangsa mencetak generasi yang lebih produktif, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global.

Di situlah letak makna kemerdekaan yang sesungguhnya, sesuai dengan tagline peringatan kemerdekaan ke-80: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. (*)

*) Penulis: Izzatul Millah.
**)  Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.
ADVERTISMENTADVERTISMENT