zmedia

Urban Farming dengan Botol Bekas, 100 Bibit Sayuran Ditanam di Dusun Kunci Selatan Kabupaten Malang

(Doc. Pewarta) Pemasangan urban farming
HARIANCENDEKIA, MALANG - Sebanyak 100 bibit sayuran ditanam dengan memanfaatkan botol plastik bekas sebagai media tanam dalam kegiatan urban farming di Dusun Kunci Selatan, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menjadi upaya menjaga ketahanan pangan sekaligus mengurangi limbah plastik, Minggu (31/08).

Program tersebut digagas oleh mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik 2025 kelompok 10 Universitas Islam Malang (Unisma). Kegiatan berlangsung pada Selasa, 26 Agustus 2025, dengan melibatkan masyarakat setempat yang turut berpartisipasi aktif.

Koordinator kegiatan menjelaskan, pemanfaatan botol bekas dipilih karena ramah lingkungan serta mampu memperkenalkan kembali prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tengah masyarakat. Jenis bibit yang ditanam antara lain cabai, terong, dan tomat, sayuran yang umum dikonsumsi sehari-hari sekaligus memiliki nilai ekonomis.

“Harapannya, warga terdorong mengolah lahan sempit di sekitar rumah menjadi kebun kecil yang bermanfaat. Selain membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, kegiatan ini juga dapat menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah plastik,” ujar salah satu mahasiswa KSM kelompok 10.

Kepala dusun dan warga menyambut baik kegiatan tersebut. Mereka menilai urban farming dengan botol bekas tidak hanya mendukung program penghijauan desa, tetapi juga menjadi sarana edukasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup berkelanjutan.

Sebagai penutup, mahasiswa bersama warga menyerahkan secara simbolis bibit tanaman kepada masyarakat. Selain itu, diresmikan pula Pojok Urban Farming yang berlokasi di area permukiman dan sentra UMKM Dusun Kunci Selatan. Pojok ini diharapkan menjadi contoh nyata praktik pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. (*)

*) Pewarta: Tim KSM Unisma Kelompok 10.
**)  Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.