zmedia

PMII UTM Blokade Jembatan Suramadu, Kritik Kinerja Kepolisian Bangkalan


PMII Bangkalan tangah melakukan aksi blokade di jembatan Suramadu sebagai bentuk protes terhadap kinerja kepolisian Kabupaten Bangkalan, Senin (20/01/2025).
HARIANCENDEKIA, BANGKALAN - Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan aksi blokade di Jembatan Suramadu sebagai bentuk protes terhadap kinerja Kepolisian Kabupaten Bangkalan yang dianggap belum optimal dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat, dengan adanya kasus pembegalan, dan bayaknya senar membentang sehingga menyebabkan banyak korban luka selama awal bulan 2025.

Menurut koordinator aksi, Dedy Mahmudi, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kinerja kepolisian.

"Jembatan Suramadu kini sudah menjadi 'Jembatan Neraka' karena maraknya kasus kriminalitas seperti pembegalan dan curanmor. Kami meminta pihak kepolisian untuk memperketat penjagaan setiap saat di jalan akses Suramadu," katanya, (20/01/2025).

Dedy menambahkan bahwa aksi ini juga ditujukan untuk mengingatkan pihak kepolisian akan tanggung jawabnya dalam menjaga keamanan masyarakat.

"Kami sudah bosan dengan janji-janji kosong. Kami ingin aksi nyata dari kepolisian," tegasnya.

Ketua komisariat PMII UTM Sahabat Bahrul Ulum,Meyampaikan permasalan kemananan di suramadu ini harus segera di selesaikan, dan menuntut kapolres bangkalan untuk segera mengembalikan rasa aman bagi masyarakat bangkalan terkhusus, dan aksi ini juga di lanjutkan ke kantor mapolres bangkalan peringatan langsung ke kantor bertugasnya kepolisian bangkalan, mengingat banyak kasus yang belum terselesaikan sangat banyak sekali.

PMII Bangkalan tangah melakukan aksi blokade di jembatan Suramadu sebagai bentuk protes terhadap kinerja kepolisian Kabupaten Bangkalan, Senin (20/01/2025).
Menurutnya, Bangkalan butuh pemimpin kepolisian yang siap bekerja bukan hanya diam saja, perlu yang tegas kepada semua kalangan kalo salah meskipun anggota sendiri harus di pecat jika memang itu yang menjadi sumber masalah, karena selama 5 hari bertugas di bangkalan masih belum kelihatan kinerja dari kapolres bangkalan yang baru ini.

"Semisal memang tidak siap dan merasa tidak kuat memimpin silahkan jangan terlalu lama memimpin di bangkalan dan kami meminta dengan hormat untuk angkat kaki dari kota dzikir dan sholawat ini" tegasnya.

Tidak haya itu, masyarakat setempat juga mendukung aksi PMII UTM.

"Kami sudah lelah dengan kasus-kasus kriminalitas. Kepolisian harus bertindak tegas," kata Salman, warga Bangkalan.

*) Pewarta: Ahmad Fauzi.
*) Seluruh isi berita, artikel, opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Dapatkan akses informasi HARIAN CENDEKIA lebih mudah dan cepat di Saluran WhatsApp dan Instagram, jangan lupa di follow.