![]() |
(Doc. Lidia Wahyu Pratiwi) Foto bersama pengurus BEM-FMIPA usai seminar nasional bertajuk “Open Science dan AI: Inovasi Kolaboratif dalam Eksplorasi Biologi” |
Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB melalui Zoom Meeting yang diikuti lebih dari seratus peserta aktif. Meskipun diselenggarakan secara daring, suasana tetap terasa interaktif dan hangat, dengan partisipasi peserta yang aktif dalam kolom chat dan sesi tanya jawab.
Gubernur Mahasiswa FMIPA UNISMA, Lidia Wahyu Pratiwi, membuka acara dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bentuk kontribusi mahasiswa FMIPA terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
"Kami mengajak seluruh peserta untuk menjadikan tema seminar sebagai pijakan dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan era digital, khususnya dalam bidang sains dan biologi," paparnya
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor I UNISMA yang mewakili Rektor Universitas Islam Malang. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya seminar nasional ini.
“Topik yang diangkat sangat relevan dengan arah perkembangan pendidikan tinggi saat ini. Keterbukaan dalam ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi berbasis AI merupakan kombinasi strategis yang perlu dikenalkan sejak bangku perkuliahan,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini menjadi salah satu upaya nyata mahasiswa dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan pemerintah.
Dekan FMIPA UNISMA menyampaikan bahwa FMIPA sangat terbuka terhadap inovasi dan perkembangan zaman. Seminar ini menjadi bukti bahwa mahasiswa FMIPA tidak hanya paham teori, tetapi juga mampu membaca arah transformasi ilmu pengetahuan global. Ia menegaskan bahwa Open Science bukan hanya soal akses terbuka, tetapi tentang membangun budaya ilmiah yang kolaboratif, transparan, dan akuntabel.
Sementara itu, Kaprodi Biologi menyoroti bahwa seminar ini menjadi ruang refleksi penting bagi mahasiswa, khususnya dalam mengembangkan riset berbasis teknologi yang lebih aplikatif. Beliau menggarisbawahi bahwa peran AI dalam dunia biologi kini bukan lagi wacana masa depan, tetapi telah menjadi kebutuhan yang harus segera dikuasai oleh generasi muda ilmuwan.
Seminar ini menghadirkan narasumber tunggal, Saskia Ratry Arsiwie, S.Si., M.Si., seorang peneliti dan konsultan perkembangan anak dari IPB, yang dikenal melalui penelitiannya terkait rhinitis alergi pada mencit menggunakan ekstrak rumput mutiara. Dalam pemaparannya, Saskia menjelaskan bagaimana teknologi Artificial Intelligence dapat membantu dalam pengolahan data biologi, meningkatkan efisiensi analisis, serta mendorong eksplorasi data skala besar melalui pendekatan Open Science. Ia juga menekankan pentingnya etika dan keterbukaan dalam riset sebagai bentuk tanggung jawab akademik di era digital.
Antusiasme peserta sangat tinggi sepanjang seminar. Dalam sesi diskusi, berbagai pertanyaan muncul, mulai dari peluang mahasiswa untuk memulai riset berbasis AI hingga cara bergabung dalam jejaring kolaborasi riset terbuka. Kegiatan ini ditutup dengan penuh semangat, menunjukkan bahwa mahasiswa FMIPA UNISMA siap menjadi bagian dari transformasi ilmu pengetahuan yang lebih terbuka, inovatif, dan berdampak luas.
Melalui seminar ini, BEM FMIPA UNISMA berhasil menghadirkan ruang ilmiah yang tidak hanya membuka wawasan, tetapi juga memperkuat kolaborasi lintas disiplin. Penyelenggaraan daring tidak mengurangi esensi akademik yang dibangun, justru menjadi bukti bahwa transformasi digital dapat berjalan berdampingan dengan semangat ilmiah mahasiswa. (*)
*) Pewarta: Mufidah, Pengurus BEM FMIPA Unisma