zmedia

Tarqiyatul Lughoh UNISMA Dorong Mahasiswa PBA Lebih Percaya Diri Berbahasa Arab

(Doc. Istimewa) Foto bersama usai Program Tarqiyatul Lughoh
HARIANCENDEKIA, MALANG - Program Tarqiyatul Lughoh yang digelar oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Islam Malang (UNISMA) sepanjang Mei hingga Juni 2025 sukses membangun kepercayaan diri peserta dalam berbicara bahasa Arab. Melalui pendekatan praktik langsung, diskusi tematik, serta metode pembelajaran aktif, kegiatan ini dinilai memberikan dampak positif yang signifikan.

Empat sesi pertemuan yang dilaksanakan secara berkala di Gedung Umar bin Khattab dan Gedung F UNISMA menghadirkan pemateri berbeda di setiap pertemuan. Masing-masing pemateri menyesuaikan materi dan metode pengajaran dengan konteks keseharian mahasiswa agar lebih mudah dipahami dan dipraktikkan.

Pada pertemuan pertama (30 April 2025), Qonita selaku pemateri menyampaikan bahwa penyampaian materi terlalu teoritis cenderung membuat suasana cepat jenuh.

“Salah satu masukan paling membangun adalah pentingnya menambahkan aktivitas interaktif seperti games berbahasa Arab atau ice breaking. Ini menjadi catatan penting agar pembelajaran lebih menyenangkan,” ungkap Qonita.

Qonita berharap program ini dapat ditingkatkan secara konsep maupun partisipasi. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan Tarqiyatul Lughoh sebagai ruang latihan rutin bagi mahasiswa untuk berbicara dalam bahasa Arab.

Pertemuan kedua (14 Mei 2025) menghadirkan Hannum Khirun sebagai pemateri. Ia menyoroti pentingnya media audio-visual dalam pembelajaran bahasa asing.

“Peserta merasa lebih terbantu jika bisa mendengar langsung pelafalan dari native speaker atau melihat ilustrasi untuk memahami konteks,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hannum menyarankan adanya pengelompokan peserta berdasarkan tingkat kemampuan agar pembelajaran lebih tepat sasaran. Ia juga menginginkan kegiatan ini menjadi bagian dari budaya belajar mahasiswa, bukan sekadar agenda tahunan.

Sesi ketiga (28 Mei 2025) difokuskan pada percakapan di tempat umum oleh pemateri Reka Sumantri. Menurutnya, sesi praktik lebih disukai peserta dibandingkan ceramah materi.

“Mereka lebih nyaman belajar lewat dialog langsung. Ini menunjukkan efektivitas pendekatan belajar aktif,” jelas Reka.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat berkembang menjadi klub percakapan tetap yang berlangsung secara mingguan, lengkap dengan modul atau materi digital yang dapat diakses kapan saja.

Pertemuan penutup (12 Juni 2025) yang diampu oleh Wilda Lailatul Afifah mengangkat tema perkenalan diri dan keluarga. Ia mendapatkan apresiasi atas kejelasan pelafalan dan kecepatannya saat berbicara. Namun, peserta juga menyarankan lebih banyak aktivitas kelompok agar semua peserta aktif berpartisipasi.

“Suasana belajar terasa santai tapi tetap fokus. Peserta semakin percaya diri dan tidak takut salah. Ini pertanda baik untuk perkembangan mereka,” ujar Wilda.

Program Tarqiyatul Lughoh yang diselenggarakan oleh panitia Lughoh wa Dakwah ini dinilai berhasil membangun atmosfer pembelajaran bahasa Arab yang lebih komunikatif dan partisipatif. Para pemateri berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut secara rutin dengan format yang lebih variatif dan inklusif. (*)

*) Pewarta: Faridatul Muna, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, Unisma.
ADVERTISMENTADVERTISMENT