![]() |
(Doc. Pewarta) Peserta, pemateri, dan panitia berfoto bersama usai seminar pendidikan di MA Almaarif Singosari |
Firmansyah selaku ketua pelaksana menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya seminar.
“Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pendamping lapangan, kepala madrasah, pemateri, panitia, dan siswa-siswi yang rela meluangkan waktu untuk hadir dalam acara ini,” ujarnya.
Kepala MA Almaarif Singosari, Khairul Anam, S.Pd., M.M., menekankan pentingnya penggunaan kecerdasan buatan secara bijak.
“AI atau kecerdasan buatan bisa saja memanipulasi setiap aktivitas yang kita kerjakan untuk disebarluaskan di media sosial tanpa sepengetahuan kita. Maka bijaklah dalam menggunakan AI agar tidak terjerumus hal-hal negatif dari pesatnya informasi melalui teknologi,” tegasnya.
Hal senada disampaikan dosen pendamping lapangan, Dr. Ahmad Tabrani, M.Pd., yang menilai AI bisa berbahaya jika digunakan tanpa pertimbangan matang.
“Foto kita bisa diedit sedemikian rupa sesuai keinginan editor untuk mendapatkan keuntungan dari foto tersebut. Hal itu tentu sangat berbahaya jika dibuat untuk hal-hal yang negatif,” pungkasnya.
Sementara itu, pemateri seminar, Adam Yusron, S.Pd., memaparkan peluang sekaligus ancaman AI dalam dunia pendidikan.
“AI bisa menjadi positif atau menjadi sebuah kesempatan dalam menunjang belajar kita apabila AI tersebut kita jadikan sebagai teman diskusi. Sebaliknya, AI akan menjadi sebuah ancaman apabila kita manfaatkan terlalu berlebihan sehingga dapat membunuh nalar kritis yang ada dalam diri setiap manusia,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan sejarah awal kemunculan AI serta menghubungkannya dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Seminar semakin interaktif melalui sesi tanya jawab. Para siswa antusias mengajukan pertanyaan seputar pemanfaatan AI dalam pembelajaran, peran guru di tengah masifnya penggunaan AI, hingga tantangan yang dihadapi peserta didik. Pemateri menjawab setiap pertanyaan secara lugas sehingga memberikan wawasan baru bagi audiens.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara pemateri, panitia, dan peserta. Kegiatan ini diharapkan menjadi motivasi bagi siswa untuk terus menggali ilmu dan berkontribusi dalam membangun masa depan pendidikan yang lebih baik.
Dengan terselenggaranya seminar ini, KSM-T Unisma menegaskan komitmennya dalam membekali generasi penerus bangsa demi terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2025. (*)
*) Pewarta: Faiq Arizal, Mahasiswa Unisma.
**) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggung penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi.