![]() |
| (Doc. Istimewa) HMI Cabang Malang menampilkan beragam seni dan budaya Nusantara dalam acara Gema Pemuda Nusantara di Gedung Kesenian Gajayana. |
Dengan bertajuk “Merajut Kebhinekaan & Menjaga Warisan Budaya di Era Digital untuk Indonesia yang Berdaulat”, saat Opening Ceremony hari pertama Ketua Umum HMI Cabang menegaskan bahwa HMI tidak tidak hanya bergerak dalam ranah intelektual, tetapi juga menjadi penjaga nilai budaya.
“Agenda pentas seni budaya ini adalah bentuk nyata semangat kita dalam merawat nilai-nilai kebhinekaan sekaligus memperkuat identitas bangsa di tengah arus digitalisasi yang begitu cepat. Kami ingin menunjukkan bahwa HMI tidak hanya bergerak dalam ranah intelektual, tetapi juga menjadi penjaga nilai budaya dan kebangsaan," ungkapnya.
Penampilan Seni & Budaya di hari pertama terdiri dari Tari Gambyong Pareanom Surakarta, Tari Basai Ate Sumbawa NTB, Tari Topeng Bapang Joyosentiko Malang, Teater Lafran Pane LSMI HMI Cabang Malang, Tari Lita' Mandar Sulawesi Barat, Tari Samrah Maluku, Pencak Silat Pamur Kota Malang, Tari Muli Bekipas Lampung, Angklung MA Al- Hayatul Islamiyah, Tari Jejer Jaran Dawuk Banyuwangi.
Rajis Wardi sebagai Ketua Bidang Kebudayaan & Pariwisata juga menegaskan bahwa pemuda mempunyai peran penting untuk menjaga warisan budaya.
“Pentas seni budaya ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran pemuda dalam menjaga warisan budaya lokal di era digital. Kita hidup di zaman serba cepat, di mana budaya sering kali tergerus oleh modernisasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin menghadirkan ruang ekspresi kreatif yang tetap berpijak pada akar tradisi, namun dikemas dengan sentuhan digital agar relevan dengan generasi masa kini. Inilah cara kita merajut kebhinekaan: dengan menghadirkan budaya sebagai perekat, bukan pembeda," tegasnya.
Kemudian rangkaian acara di hari ke-2 dimulai dengan Diskusi Budaya, dilanjutkan dengan penampilan Tari Muang Sangkal Madura, Tari Burung Tingang Kalimantan Tengah, Tari Flores Lamaholot NTT, Puisi, Tari Lalayon Maluku Utara, Tari Lesung Kalimantan Barat, Tari Rampak Barong, dan Wonderland.
Selain itu, Budayawan Kota Malang mengapresiasi kegiatan tersebut dan menilai kegiatan menjadi menjadi oase yang menyejukkan.
“Saya sangat mengapresiasi langkah HMI yang menggelar pentas budaya dengan tema besar seperti ini. Di tengah tantangan global dan derasnya pengaruh teknologi, kegiatan semacam ini menjadi oase yang menyejukkan. Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan napas yang menuntun arah masa depan bangsa. Selama kita masih berkesenian, berdialog melalui budaya, dan menanamkan nilai luhur dalam setiap karya, selama itu pula Indonesia akan tetap berdaulat dalam jati dirinya," pungkasnya. (Red)

