zmedia

Sering Diabaikan! Ini Bahaya Tersembunyi dari Kebiasaan Minum Boba Tea

(Doc. Istimewa) Boba tea
HARIANCENDEKIA, ARTIKEL - Siapa yang bisa menolak segelas boba tea dingin di siang hari yang panas? Bola-bola kenyal berpadu dengan teh susu manis memang jadi kombinasi sempurna yang bikin nagih. Di setiap sudut kota, mulai dari kafe fancy sampai booth pinggir jalan, minuman satu ini jadi primadona yang tak lekang oleh tren.

Tapi di balik kenikmatan tiap sedotannya, ada bahaya tersembunyi yang sering kita abaikan. Minuman lucu nan manis ini ternyata bisa membawa dampak yang cukup serius untuk tubuh jika dikonsumsi terlalu sering. Yuk, kenali apa saja efek yang perlu kamu waspadai sebelum beli boba berikutnya!

1. Kandungan Gulanya Bikin Guncang Gula Darah

Satu porsi boba tea bisa mengandung hingga 20–30 sendok teh gula, tergantung topping dan ukuran gelasnya. Jumlah itu jauh melampaui batas konsumsi harian yang direkomendasikan WHO. Terlalu sering mengonsumsi gula berlebih bisa memicu lonjakan gula darah, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dan menyebabkan tubuh cepat lelah.

Yang sering tidak disadari, banyak varian boba dikemas dalam rasa-rasa manis yang seperti brown sugar, caramel, atau honey milk yang justru menambah kadar gula tanpa kita sadari.

2. Kalori Tinggi, Berat Badan Naik Diam-Diam

Banyak orang berpikir, “Ah, cuma minuman.” Padahal satu gelas boba bisa mengandung 300–600 kalori setara dengan satu porsi nasi lengkap dengan lauknya! Jika dikonsumsi rutin tanpa diimbangi aktivitas fisik, kalori berlebih ini bisa menumpuk dan memicu kenaikan berat badan.

Ironisnya, rasa manisnya bikin nagih sehingga tubuh terus “meminta” lebih banyak gula. Akibatnya, diet berantakan, dan kamu bisa tanpa sadar menambah berat badan hanya dari minuman manis ini.

3. Boba Pearls Bisa Ganggu Pencernaan

Tahukah kamu kalau bola-bola boba yang kenyal itu terbuat dari tapioka starch alias pati singkong yang sangat tinggi karbohidrat tapi minim serat? Jika dikonsumsi terlalu banyak, terutama dalam kondisi kurang air putih, tapioka bisa menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan.

Dalam beberapa kasus ekstrem, ada laporan medis tentang gumpalan boba yang tidak tercerna sempurna dan menumpuk di usus. Ngeri, kan?

4. Susu dan Krimer Non-Dairy Bisa Picu Kolesterol

Banyak kedai boba memakai krimer non-dairy sebagai pengganti susu segar karena rasanya lebih creamy dan tahan lama. Sayangnya, krimer jenis ini umumnya mengandung lemak trans-jenis lemak jahat yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah dan menurunkan kolesterol baik (HDL).

Konsumsi jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan hipertensi, terutama jika kamu juga jarang berolahraga.

5. Efek Ketagihan dari Kandungan Kafein

Teh yang digunakan dalam boba, baik green tea, black tea, maupun oolong mengandung kafein. Saat digabungkan dengan gula tinggi, efeknya bisa mirip seperti suntikan energi sementara yang bikin kamu terasa segar sesaat, tapi gampang lelah setelahnya.

Dalam jangka panjang, konsumsi berlebih dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan ringan, dan ketergantungan kafein. Tubuh jadi mencari sensasi segar itu lagi dan lagi.

6. Bahaya dari Plastik dan Pewarna Tambahan

Selain faktor gizi, ada pula isu yang sering diabaikan: kemasan plastik sekali pakai yang bisa mengandung bahan kimia seperti BPA. Paparan jangka panjang terhadap BPA diduga dapat memengaruhi hormon tubuh. Belum lagi pewarna tambahan pada boba yang tidak selalu berasal dari bahan alami.

Meski sebagian besar produk kini lebih aman, tak ada salahnya lebih selektif memilih kedai yang transparan soal bahan dan kualitas produknya.

Menikmati Boba dengan Cara Lebih Aman

Bukan berarti kamu harus langsung berhenti total minum boba. Kuncinya ada pada kendali dan keseimbangan. Beberapa tips yang bisa kamu coba:
  1. Pilih ukuran kecil atau medium, bukan yang jumbo.
  2. Minta kadar gula less sugar atau half sugar.
  3. Batasi topping hanya satu jenis.
  4. Ganti base-nya dengan teh hijau atau susu rendah lemak.
  5. Jangan lupa minum air putih setelahnya.
Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati sensasi boba tanpa harus khawatir dengan efek jangka panjangnya.

Boba tea memang menggoda, tapi tubuhmu juga butuh perhatian. Nikmatilah sebagai treat sesekali, bukan rutinitas harian. Karena seperti halnya tren makanan lain, yang paling penting bukan ikut hype, tapi tahu batas yang sehat untuk diri sendiri. (Red)