![]() |
Fawaid Mahasiswa Universitas Islam Malang (doc.istimewa) |
Artikel yang ditulis oleh Fawaid mencuri perhatian juri karena mengangkat isu kritis terkait penyampaian aspirasi masyarakat melalui media digital. Dalam artikelnya, Fawaid menggagas pembentukan Dewan Perwakilan Netizen sebagai solusi bagi permasalahan komunikasi antara rakyat dan pemerintah di era digital.
Fawaid mengungkapkan bahwa selama ini banyak suara rakyat yang tidak mendapat perhatian jika tidak viral. Fenomena no viral, no justice menjadi indikasi bahwa isu-isu yang tidak mendapat perhatian media sosial seringkali terlupakan oleh pemerintah.
"Dewan Perwakilan Netizen ini diharapkan menjadi wadah untuk mempertemukan suara rakyat dengan jalur formal yang dapat langsung direspon oleh pemerintah. Hal ini penting agar pemerintahan lebih responsif dan memastikan kesejahteraan serta keadilan bagi masyarakat," ujarnya, Selasa (07/01/2025).
Gagasan tersebut disambut baik oleh para juri lomba yang menilai artikel Fawaid sebagai inovatif dan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Dengan pendekatan tersebut, Fawaid berharap pemerintah dapat lebih transparan dan bertanggung jawab dalam mengelola aspirasi publik.
Selain memberikan solusi bagi permasalahan sosial, artikel ini juga menjadi wacana penting mengenai peran teknologi dalam memperkuat demokrasi dan komunikasi politik di Indonesia. Fawaid berharap gagasannya bisa menginspirasi lebih banyak kalangan untuk turut serta dalam menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif, terbuka, dan mendengar suara rakyat.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa, khususnya di lingkungan UIM, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam merumuskan solusi atas tantangan sosial dan politik yang dihadapi bangsa. Fawaid berharap dapat terus mengembangkan ide-ide kreatif dan berkontribusi lebih dalam menghadirkan perubahan positif bagi Indonesia.