![]() |
(Doc. KSM Unisma kelompok 56) sesi foto bersama dengan juru kunci kampung kramat, Kamis (20/02/2025). |
Menurut juru kunci Kampung Kramat, Pak Sukirno, setiap tahun suku Tengger mengadakan ziarah besar-besaran pada bulan Suro.
“Banyak orang dari berbagai daerah datang ke sini untuk berziarah. Ini menunjukkan bahwa makam yang diziarahi bukanlah makam orang biasa,” ungkapnya, Kamis (20/02/2025).
Tokoh yang sering diziarahi di Kampung Kramat adalah Mbah Setyo/Seco dan Mbah Setuhu. Kedua tokoh ini merupakan murid dari Mbah Ajisaka, sosok fenomenal dalam sejarah Jawa. Kisah dan perjalanan spiritual mereka menjadi daya tarik utama bagi para peziarah yang datang ke tempat ini.
Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) dari Universitas Islam Malang (Unisma) mendapatkan kesempatan untuk berziarah ke makam tersebut. Mereka disambut dengan hangat oleh warga sekitar dan Pak Sukirno, yang kemudian menceritakan sejarah makam menggunakan bahasa Jawa.
Sebagai bentuk kontribusi terhadap pelestarian budaya dan sejarah, mahasiswa KSM kelompok 56 Unisma turut serta dalam pemberdayaan wisata religi di Kampung Kramat. Mereka menyajikan informasi mengenai asal-usul Mbah Setyo/Seco dan Mbah Setuhu dalam bahasa Indonesia melalui media cetak berupa banner.
“Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sejarah, serta menjaga warisan leluhur,” ujar salah satu mahasiswa KSM Unisma.
Dengan keberadaan wisata religi ini, Kampung Kramat di Dusun Bangsri semakin dikenal sebagai tempat ziarah yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Diharapkan, inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut untuk memperkuat identitas budaya dan religi masyarakat setempat.
*) Pewarta: Ahmad Fauzi.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.