zmedia

Melucuti Pendidikan Berkedok Efisiensi Anggaran

(Doc. Instagram Narasi) infografis pemangkasan anggaran di sektor pendidikan.
HARIANCENDEKIA, OPINI - Pendidikan merupakan fondasi utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul, cerdas, dan berkarakter. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas sangat penting diterapkan di Indonesia. Namun, pada kenyataannya, pemerintah justru tidak serius dalam menangani kebijakan sektor pendidikan.

Kebijakan pemerintah saat ini yang memangkas anggaran di sektor pendidikan menimbulkan kekhawatiran dan kontroversi. Meskipun efisiensi anggaran diperlukan, pemotongan yang merambat ke sektor pendidikan menimbulkan pertanyaan mengenai prioritas pembangunan manusia. Pemangkasan anggaran di bidang pendidikan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang karena kualitas sumber daya manusia yang rendah akan sulit bersaing di pasar global. Selain itu, pemotongan anggaran di sektor pendidikan juga berpotensi meningkatkan kesenjangan sosial dan memicu gejolak sosial, terutama bagi kelompok rentan yang menggantungkan diri pada program beasiswa. Pendidikan juga dapat disebut sebagai gerbang utama bagi rakyat kurang mampu untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ini dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses pendidikan yang berkualitas. Prioritas utama seharusnya adalah memastikan bahwa anggaran pendidikan dialokasikan secara efektif dan efisien serta diiringi dengan program yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan aksesnya. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran juga menjadi penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan efektivitas kebijakan.

Akibatnya, kebijakan pemerintah saat ini berdampak serius bagi generasi Indonesia, yaitu:

1. Sebanyak 663.821 mahasiswa penerima KIP-K yang sedang kuliah (on-going) tidak dapat dibiayai pada tahun 2025. Hal ini berpotensi menyebabkan mereka putus kuliah.

2. Tidak ada penerimaan mahasiswa baru KIP-K tahun 2025, meskipun terdapat 21.131 pendaftar hingga 7 Februari 2025 pukul 16.15 WIB.

3. Potensi kegagalan dalam memutus rantai kemiskinan dan terhambatnya akses pendidikan tinggi bagi keluarga miskin.

4. Potensi kegaduhan di masyarakat dan munculnya isu nasional.

Pemotongan anggaran di sektor pendidikan berdampak serius pada regenerasi Indonesia, yang ditandai dengan hilangnya kesempatan pendidikan bagi generasi muda berbakat dari keluarga kurang mampu, penurunan kualitas sumber daya manusia, peningkatan angka putus sekolah, dan melebarnya kesenjangan sosial. Akibatnya, daya saing bangsa menurun, dan ketidakadilan sosial semakin menguat.

Kebijakan pemotongan anggaran di sektor pendidikan menuai kritik tajam karena dinilai tidak memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang, menciptakan ketidakadilan akses pendidikan bagi kelompok rentan, dan mengabaikan dampak negatif jangka panjang terhadap regenerasi bangsa. Pemotongan anggaran berpotensi menghilangkan kesempatan generasi muda berbakat dari keluarga miskin untuk mengenyam pendidikan tinggi, membatasi potensi mereka, dan menghambat kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Dengan adanya kebijakan ini, sebagai mahasiswa, rasanya seperti dilucuti dan mengalami kekecewaan mendalam. Kami datang untuk belajar, bukan untuk terbebani biaya yang tidak terjangkau. Mahasiswa bukan hanya penerima manfaat pendidikan, tetapi juga penggerak perubahan. Oleh karena itu, hak atas pendidikan yang layak harus tetap dijaga dan menjadi prioritas.

*) Penulis: Sholehudin Yulianto.
*) Seluruh isi berita, artikel, opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Sumber: berbagai sumber.
***) Dapatkan akses informasi HARIAN CENDEKIA lebih mudah dan cepat di Saluran WhatsApp dan Instagram, jangan lupa di follow.