![]() |
(Doc. Istimewa) 7 Solusi Mengatasi Oversharing untuk Kenyamanan dan Keamanan Diri |
Di samping itu, berbagi cerita yang tidak disaring terlebih dahulu akan membawa dampak buruk termasuk yang menggunakan media sosial. Apalagi informasi yang disampaikan sifatnya sensitif. Baik berupa kejadian yang menyenangkan, membanggakan, memalukan, mengesalkan hingga menyedihkan.
Ketika serangkaian perubahan emosional seperti marah, gugup, bersemangat, atau peningkatan emosional lain, tubuh cenderung berada diluar kontrol diri. Lantas bagaimana cara mengatasi perilaku oversharing? Mari simak beberapa cara yang disarankan dalam uraian berikut.
1. Berpikir Sejenak.
Cara pertama adalah dengan mengenali apa yang diri sendiri inginkan. Diantaranya mengenali luapan emosi dan reaksi ke lingkungan sekitar.
Bisa dengan meluangkan waktu, sekitar 1 hingga 2 detik. Meluangkan waktu sebelum berbicara dapat mengurangi emosional yang tinggi. Artinya sesuatu yang seharusnya tidak dibagi menjadi lebih tersaring dahulu.
Jangan biarkan rasa emosional ikut dalam percakapan. Emosi yang terbawa dalam percakapan hanya membuat informasi yang disampaikan berlebihan dan tak terarah.
2. Latih Keterampilan Mendengar.
Seperti yang disinggung pada awal paragraf, peningkatan emosional seseorang yang sulit dikontrol membuat tubuh lebih aktif (dalam konteks berbagi). Sebaliknya, kontrol emosi yang stabil mengarahkan tubuh tidak gegabah dalam menyikapi lingkungan.
Memang mengendalikan emosi cukup sulit, tetapi perlahan-lahan coba untuk lebih mendengarkan daripada berbicara. Mulailah dengan melontarkan beberapa pertanyaan lanjutan yang masih berada di koridor topik percakapan.
Sampaikan pertanyaan yang tidak menyinggung lawan bicara. Misal, “…yang Anda ceritakan sangat mengesankan, lalu bagaimana perasaan Anda sekarang?”
3. Fokus dengan Topik Utama.
Cara mengatasi oversharing selanjutnya berupa fokus diri pada topik utama yang tengah dibicarakan. Sebisa mungkin hindari perasaan unggul terhadap lawan bicara yang bisa membuat batasan diri goyah.
Jangan biarkan perubahan emosional yang mengebu-gebu masuk ke ruang percakapan, apalagi bersama orang asing. Pastikan topik yang dibahas sesuai dengan konteks pembicaraan.
Menjaga topik tetap pada jalurnya juga membantu diri terhindar dari hal celaka. Kepercayaan yang bukan pada tempatnya hanya membawa bumerang bagi diri sendiri.
4. Ubah Fokus Percakapan.
Cara keempat berlaku apabila percakapan dianggap sudah tidak nyaman dan berada diluar konteks pembicaraan. Seperti topik seputar masalah pribadi yang mendalam dan membuka luka lama atau rasa trauma.
Dalam menyiasati ketidaknyamanan, gunakan humor ringan yang tidak menyinggung. Di sisi lain, dapat dengan memberikan pertanyaan terbuka tentang lingkungan atau orang lain untuk mengembalikan kenyamanan. Alih-alih ingin lebih lapang, jangan biarkan percakapan menjadi beban.
5. Hati-hati dengan Siapapun.
Cara berikut dapat dibilang mampu membantu individu yang gemar bercerita atau berbagi kepada setiap orang yang ditemui. Dengan berhati-hati seseorang mampu membuat batasan diri yang cenderung nyata.
Alasannya karena tidak muncul rasa percaya yang berlebihan kepada orang lain (berlaku juga untuk orang yang cukup akrab). Salah satu contoh sederhana adalah dengan membatasi diri ketika berada di ruang maya.
6. Jaga Emosi di Media Sosial.
Disarankan ketika emosi berada di ambang tak terkontrol, jauhkan diri dari media sosial sebagai instrumen luapan emosi. Agar tidak tergoda, coba keluar dari akun media sosial pribadi.
Meskipun tidak ada larangan tertentu, mengunggah sesuatu yang sensitif hanya bersifat lega sesaat saja. Gunakan media sosial dengan bijak, tidak perlu semua orang harus tahu apa yang sedang dialami.
7. Mengenal Batasan Diri.
Diantara pemicu seseorang menjadi oversharing, biasanya diinisiasi oleh kurangnya batasan dalam diri. Cara terakhir ini mengajak seseorang mengenal batasan diri (disebut juga personal boundaries) yang hanya dimiliki setiap individu tanpa pengaruh lingkungan.
Braime (2013) dalam BecomingWhoYouAre mengungkapkan, masing-masing individu memiliki batasan diri dengan derajat kenyamanan berbeda. Batasan ditetapkan selaras aturan yang diyakini individu ketika berinteraksi kepada orang lain atau lingkungan.
Umumnya penerapan batasan diri tergantung setiap orang yang ditemui. Misalnya saat berinteraksi bersama teman cenderung tertutup, berbeda ketika bersama pasangan yang kebanyakan lebih terbuka.
Dampak negatif akibat oversharing yang tidak dibarengi kesadaran diri bisa saja berkepanjangan bagi indivu yang merupakan pembicara. Oleh karena itu, penting bagi seseorang mengatasinya dalam ruang sosial terlebih saat berinteraksi dengan orang asing.
Di kala peningkatan perubahan emosional yang cenderung sulit untuk dikontrol, sebaiknya cegah perasaan yang terlalu semangat hingga terbawa suasana. Jangan biarkan percakapan yang awalnya menyenangkan menjadi canggung bahkan membahayakan identitas diri sendiri.
Meluangkan waktu untuk berpikir sejenak, mengalihkan topik apabila dirasa kurang nyaman, fokus dan tetap sadar, serta berhati-hati dapat dipertimbangkan. Mengenal batasan diri turut membawa seseorang ke dalam perlindungan personal maupun lingkungan sosial sebagai wadah berinteraksi. (Mir/Dzu)
Referensi
Bowles, E. (28 Nov 24). How to know if you’re oversharing: 5 signs and how to stop. Betterup. https://www.betterup.com/blog/how-to-know-if-im-oversharing.
Braime, H. (11 Feb 23). Vulnerability vs. over-sharing: Where to draw the line? BecomingWhoYouAre.https://www.becomingwhoyouare.net/vulnerability-vs-over-sharing-where-to-draw-the-line/
Clissold, R. dan Madden, H. (23 Mar 25). How to stop being an oversharer in person and on social media. wikiHow. https://www.wikihow.com/Stop-Oversharing.
Habsari, S.T. (26 Agt 23). Mengenal batasan pribadi demi hidup yang lebih nyaman. Kanal Psikologi UGM. https://kanal.psikologi.ugm.ac.id/mengenal-personal-boundaries-demi-hidup-yang-lebih-nyaman/
Oversharing, inilah dampak dan tips mengatasinya. (31 Okt 24). Alodokter. Diakses tanggal 24 Nov. 2024 dari https://www.alodokter.com.
Pawestri, H.S. (09 Jun 2023). Personal boundaries, batasan diri agar hidup lebih nyaman. Hello Sehat. https://hellosehat.com/mental/hubungan-harmonis/personal-boundaries/
***
*) Penulis: Miranda Fallatanza ~sedang berlatih menulis untuk terus bermanfaat.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Update Info Terbaru HARIAN CENDEKIA
Saluran WhatsApp: bit.ly/WAhariancendekia
YouTube: bit.ly/YThariancendekia
Instagram: bit.ly/IGhariancendekia
TikTok: bit.ly/TThariancendekia