zmedia

Mengenal Potensi Green Economy di Indonesia

Doni Yusuf Bagaskara, S.Akun., M.E., Founder Indo Academy.
HARIANCENDEKIA, OPINI - Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang oksigen terbesar di dunia, terutama melalui hutan tropisnya. Menurut Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, hutan memiliki peran penting dalam menyumbang sekitar 30% oksigen di muka bumi. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 95,5 juta hektare hutan pada tahun 2024, yang berarti cakupan kontribusi oksigen sangat signifikan.

Di era modern ini, perkembangan teknologi dan industri berlangsung sangat pesat. Berbagai inovasi mulai bermunculan, seperti penggunaan robot dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mempermudah pekerjaan manusia. Kebutuhan manusia yang terus meningkat turut mendorong pertumbuhan industri. Semakin tinggi permintaan atas barang dan jasa, semakin banyak pula industri yang berlomba-lomba memenuhi kebutuhan pasar.

Namun, pertumbuhan industri dan teknologi ini tidak jarang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, deforestasi, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan polusi. Dampak-dampak ini memicu perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk oleh perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan, seperti penggunaan plastik sekali pakai dan kebiasaan membuang sampah sembarangan.

Green Economy atau ekonomi hijau hadir sebagai pendekatan untuk mengantisipasi dan mencegah dampak buruk perubahan iklim. Menurut Arnesh Telukdarie, ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang berbasis pada keberlanjutan dan ramah lingkungan, dengan menekankan efisiensi penggunaan energi serta pengurangan polusi. Konsep ini juga mengedepankan pengembangan energi terbarukan sebagai prioritas utama.

Manfaat dari penerapan ekonomi hijau antara lain:
  1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
  2. Memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan.
  3. Memberdayakan masyarakat secara sosial.
  4. Memperluas lapangan pekerjaan melalui sektor-sektor hijau.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor ekonomi hijau global, terutama dengan dukungan regulasi yang tepat serta implementasi yang terstruktur. Peran aktif berbagai pihak seperti pemerintah, sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media menjadi kunci keberhasilan penerapan ekonomi hijau.

Potensi ekonomi hijau di Indonesia meliputi:
  1. Mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis keberlanjutan.
  2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan melalui pemanfaatan. energi terbarukan.
  3. Menjadikan Indonesia sebagai pelopor ekonomi hijau di kawasan ASEAN, Asia, dan dunia.
  4. Menciptakan lapangan kerja baru melalui kegiatan ekonomi berbasis lingkungan (eco-green) di masyarakat.
Tantangan dalam penerapan kebijakan ekonomi hijau di Indonesia antara lain:
  1. Kurangnya sumber daya manusia yang memahami konsep ekonomi hijau.
  2. Minimnya evaluasi dari pemerintah terhadap penerapan prinsip hijau di sektor industri.
  3. Belum adanya regulasi yang kuat dan menyeluruh dari pemerintah pusat maupun daerah.
  4. Tidak tersedianya program jangka pendek, menengah, dan panjang mengenai implementasi ekonomi hijau.
  5. Deforestasi atau alih fungsi lahan hutan yang masih marak terjadi.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, ekonomi hijau dapat menjadi pilar utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Apalagi, sebagai salah satu negara penyumbang oksigen terbesar di dunia, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk mengembangkan sektor ekonomi hijau. (*)

*) Penulis: Doni Yusuf Bagaskara, S. Akun., M. E. Founder Indo Academy.
ADVERTISMENTADVERTISMENT