![]() | |
|
HARIANCENDEKIA, SURABAYA - Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) memutuskan tidak melanjutkan rencana demonstrasi kepada Wali Kota Surabaya terkait polemik video juru parkir liar yang sempat viral. Keputusan tersebut diambil usai pertemuan dengan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang berlangsung pada Jumat malam, 13 Juni 2025, di Balai Kota.
Koordinator FSMI, Baihaki Akbar, menjelaskan bahwa pembatalan aksi dilakukan setelah adanya kesepahaman antara pihaknya dan Pemkot Surabaya untuk tidak memperluas penyebaran video yang dinilai berpotensi menyudutkan satu kelompok etnis tertentu.
“Aksinya batal. Kami sebagai koordinator juga menyampaikan kepada Wali Kota Surabaya, untuk ke depannya tidak usah membuat video-video yang bisa membangun opini negatif di salah satu suku, itu saja,” ujarnya dalam keterangannya pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Video juru parkir liar yang sebelumnya beredar luas di media sosial dianggap mengandung muatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap Suku Madura. Baihaki menekankan pentingnya tidak menggeneralisasi tindakan individu kepada seluruh komunitas etnis.
“Mengingat tidak semua orang Suku Madura bertindak seperti itu, sehingga harapan kami tidak ada lagi konten-konten yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap salah satu suku,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, FSMI juga menyatakan sikap mendukung berbagai program yang dijalankan Pemkot Surabaya, selama program tersebut memberi dampak positif bagi masyarakat.
“Seluruh program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya adalah untuk memberikan kesejahteraan maupun kemajuan kepada warganya, dan itu pasti kita dukung bersama, karena ini juga merupakan salah satu bentuk kita dalam menghormati Pemerintah Daerah,” tambahnya.
Seperti diketahui, pertemuan FSMI dengan Wali Kota Surabaya dan jajaran itu, terjadi pada Jumat (13/6/2025) malam di Balai Kota Surabaya. Pertemuan tersebut, membahas masalah penertiban dan penataan lahan parkir toko modern di Kota Surabaya, serta kesepakatan tidak jadi demo soal jukir liar. (Red)