zmedia

Malang Tak Lagi Dingin, Suhu Udara Naik Tajam dalam 10 Tahun Terakhir

(Doc. Istimewa) Suasana di sekitar alun-alun tugu Kota Malang.
HARIANCENDEKIA, MALANG – Kota yang dulu terkenal dengan udara sejuk khas pegunungan ini perlahan kehilangan identitasnya. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa suhu udara di Malang mengalami peningkatan signifikan dalam satu dekade terakhir.

Menurut catatan BMKG, suhu rata-rata tahunan di Malang naik sekitar 0,8°C sepanjang periode 2013 hingga 2019. Puncaknya terjadi pada Oktober 2024, saat wilayah Karangploso mencatat suhu harian tertinggi mencapai 33,6°C, yang menjadi salah satu rekor suhu tertinggi dalam sejarah pengamatan di Malang Raya.

BMKG menyebut bahwa perubahan iklim global menjadi faktor utama meningkatnya suhu udara.

"Sepuluh tahun terakhir merupakan periode terpanas dalam sejarah pencatatan," demikian kutipan dari Catatan Iklim 2024 BMKG.

Namun, faktor lokal juga memegang peran penting. Perubahan tata ruang kota, alih fungsi lahan hijau menjadi area permukiman, komersial, dan infrastruktur turut memperparah peningkatan suhu. Julukan lama Malang sebagai “Kota Taman” kini tinggal kenangan, karena krisis ruang terbuka hijau semakin terasa.

Penelitian gabungan dari Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkap bahwa kepadatan penduduk menyumbang 49,6% terhadap kenaikan suhu, disusul oleh aktivitas transportasi dan industri.

Urban Heat Island: Ketika Malam Pun Tak Lagi Sejuk

Fenomena Urban Heat Island (UHI) di mana kawasan perkotaan menyimpan panas lebih lama akibat dominasi beton, aspal, dan minimnya vegetasi menjadi semakin nyata di Malang. Udara malam yang dulu sejuk dan berkabut kini tergantikan oleh hawa hangat, bahkan sejak pagi hari.

“Dulu pagi hari dingin sekali, sekarang buka jendela saja sudah hangat,” keluh Andri (51), warga Sawojajar, menggambarkan perubahan yang dirasakan masyarakat sehari-hari.

Para pegiat lingkungan menyerukan pentingnya kebijakan penataan kota yang berkelanjutan. Langkah-langkah seperti penambahan ruang hijau publik, penanaman pohon dalam skala besar, dan perlindungan kawasan resapan air menjadi solusi yang mendesak untuk diterapkan.

Jika tidak ada upaya konkret dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, Malang berpotensi menjadi kota panas baru di dataran tinggi Jawa Timur. (*)
***
*) Pewarta: Muhammad Dzunnurain.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Update Info Terbaru HARIAN CENDEKIA
Saluran WhatsApp: bit.ly/WAhariancendekia
ADVERTISMENTADVERTISMENT