![]() |
Ardityya Hoswinandar |
Tantangan Kaderisasi Eksakta
Dalam konteks kaderisasi, pengembangan kader eksakta tak hanya menyesuaikan materi pengkaderan dengan terminologi keilmuan, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan semangat saintifik. Salah satu tantangan yang kerap muncul adalah kesenjangan antara pendekatan rasional-empiris pada ilmu eksakta dan pendekatan ideologis-spiritual dalam tradisi pengkaderan PMII. Banyak mahasiswa eksakta merasa aktualisasi pengkaderan PMII di lingkup eksakta masih bersifat normatif dan kurang menyentuh realitas keilmuan mereka. Mengutip dari buku *PMII dalam Bingkai Eksakta*, pendekatan kaderisasi di kalangan mahasiswa eksakta perlu disesuaikan dengan karakter mereka yang sistematis, logis, dan pragmatis.
Oleh karena itu, pengembangan public sphere melalui konstruksi kaderisasi harus bersifat aplikatif, kontekstual, dan mampu menjawab persoalan ilmiah serta sosial secara simultan.
Kader Eksakta: Pilar Intelektual dan Transformasional
Kader eksakta harus menjadi sosok intelektual-transformasional—berpikir kritis, bekerja secara ilmiah, namun tetap berorientasi pada keadilan sosial dan kemanusiaan. Sesungguhnya, kader PMII dari disiplin eksakta menempati posisi strategis dalam menjawab tantangan zaman dan mendorong perubahan berbasis ilmu pengetahuan. Mereka berperan sebagai fasilitator gerakan yang memastikan ilmu pengetahuan tetap berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan berpihak pada yang lemah. Namun, kaderisasi PMII harus menyesuaikan pendekatannya agar relevan dengan karakter eksakta.
Integrasi Akademik dan Pergerakan
Mahasiswa eksakta sering terjebak dalam rutinitas akademik yang padat, sehingga cenderung apatis terhadap kegiatan organisasi. Di sinilah pentingnya inovasi dalam pola kaderisasi, yakni mengintegrasikan dunia akademik dan pergerakan, serta menghadirkan PMII sebagai rumah intelektual yang adaptif dan produktif.
Dengan demikian, kaderisasi eksakta di PMII tidak hanya mencetak kader yang mahir di laboratorium atau teknologi, tetapi juga kader yang memiliki visi perubahan sosial. Hal ini sejalan dengan misi PMII yang menjunjung tinggi nilai hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal ‘alam. (Dit/Red)
***
*) Pewarta: Ardityya Hoswinandar, Kader PMII Rayon Cakrawala Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Seluruh isi berita, artikel, atau opini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi.
**) Update Info Terbaru HARIAN CENDEKIA
Saluran WhatsApp: bit.ly/WAhariancendekia
YouTube: bit.ly/YThariancendekia
Instagram: bit.ly/IGhariancendekia
TikTok: bit.ly/TThariancendekia