![]() |
Yusril Toatubun, Fungsionaris HIPMI Maluku Tenggara |
Didirikan pada 10 Juni 1972 oleh para tokoh muda visioner, HIPMI hadir dengan semangat mendorong anak muda menjadi pelaku ekonomi di negeri sendiri. Di tengah dominasi perusahaan asing dan ekonomi yang belum berpihak pada pribumi, HIPMI menjadi alat perjuangan dan platform penguatan kemandirian ekonomi nasional. Selama lebih dari lima dekade, HIPMI telah membuktikan konsistensinya dalam membangun karakter pengusaha muda yang tangguh, berdaya saing global, dan tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan.
Sejarah panjang HIPMI menunjukkan bahwa organisasi ini bukan hanya saksi, tetapi juga pelaku utama dalam berbagai dinamika pembangunan nasional. Banyak tokoh besar yang pernah mengabdi di HIPMI dan kemudian mengambil peran penting dalam pemerintahan, lembaga negara, hingga menjadi pengusaha sukses skala nasional dan internasional. Ini membuktikan bahwa HIPMI adalah ruang kaderisasi yang tidak hanya mencetak entrepreneur, tetapi juga pemimpin masa depan.
Bonus Demografi: Tantangan dan Peluang
Indonesia kini memasuki era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif mendominasi struktur populasi. Momentum ini adalah peluang besar sekaligus tantangan. Jika tidak diarahkan, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana pengangguran massal. Namun di sisi lain, jika diarahkan dengan benar melalui penguatan kewirausahaan, inovasi, dan kemandirian ekonomi bonus demografi dapat menjadi lompatan menuju kejayaan bangsa.
Kondisi ini menuntut pendekatan strategis dan terstruktur. HIPMI memiliki tanggung jawab moral untuk turut menyiapkan generasi muda yang bukan hanya mencari pekerjaan, tetapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Pusat-pusat pelatihan kewirausahaan, kerja sama dengan universitas, program inkubasi bisnis pemula, hingga kolaborasi dengan dunia industri harus terus digalakkan oleh HIPMI. Tantangan masa depan tidak akan selesai dengan cara-cara lama. Diperlukan pengusaha muda yang adaptif, berpikiran terbuka, dan melek terhadap perkembangan teknologi.
Terutama di wilayah-wilayah luar Jawa seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, peran HIPMI sangat penting dalam menumbuhkan ekosistem wirausaha lokal yang berbasis pada potensi daerah. Komoditas unggulan, ekonomi kelautan, pariwisata, hingga produk UMKM lokal harus diberi ruang dan diberdayakan agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok nasional bahkan global.
Bagi banyak anak muda, bergabung di HIPMI bukan hanya soal jejaring bisnis. Lebih dari itu, HIPMI adalah tempat belajar. Di sinilah mereka mendapatkan mentor, inspirasi, bahkan keluarga baru. Di HIPMI, nilai-nilai kepemimpinan, integritas, keberanian mengambil risiko, dan semangat gotong royong ditanamkan secara konsisten.
HIPMI sebagai rumah juga berarti bahwa setiap anggotanya memiliki tempat untuk pulang, tempat untuk tumbuh, dan tempat untuk berbagi. Jiwa kekeluargaan dalam organisasi ini membuat setiap kader merasa dihargai dan didorong untuk berkembang. Program magang bisnis antaranggota, bimbingan langsung dari senior, hingga dukungan dalam menghadapi tantangan usaha, menjadi nilai tambah yang tidak selalu ditemukan dalam organisasi lain.
Dalam konteks ini, HIPMI tidak hanya membentuk pengusaha yang sukses secara materi, tetapi juga pengusaha yang memiliki nilai dan empati sosial. Seorang pengusaha HIPMI ideal adalah mereka yang sadar akan tanggung jawab sosial dan lingkungan di sekitarnya, yang mau berkontribusi kembali untuk membangun komunitas dan daerah asalnya.
Menuju Indonesia Emas 2045, HIPMI Sebagai Garda Terdepan
Dengan visi besar Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia ditargetkan menjadi negara maju dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat dunia, peran HIPMI menjadi semakin vital. Negara membutuhkan lebih banyak pengusaha, lebih banyak inovator, dan lebih banyak pemuda yang berani mengambil jalan independen. HIPMI akan terus menjadi akselerator dalam menyiapkan SDM unggul di bidang ekonomi dan bisnis.
HIPMI memiliki peluang strategis untuk menjadi mitra pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan mendukung kebijakan industri kreatif, hilirisasi, transformasi digital, dan ekonomi hijau, HIPMI harus bisa menjadi bagian dari perubahan zaman. Indonesia tidak akan bisa mencapai visi emas tanpa peran aktif dan kontribusi konkret dari kalangan muda, dan HIPMI adalah rumah di mana transformasi ini dimulai.
Organisasi ini juga harus terus mendorong kolaborasi lintas sektor. Dunia bisnis hari ini tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri. Kolaborasi antara pengusaha muda dengan komunitas teknologi, institusi pendidikan, lembaga keuangan, dan pemerintah menjadi keniscayaan untuk melahirkan solusi inovatif dan berkelanjutan. Di sinilah HIPMI dapat menjadi simpul penghubung yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan.
Refleksi 53 Tahun HIPMI adalah Refleksi Tentang Semangat Muda yang Tak Pernah Padam.
Ini adalah cerita tentang keberanian, ketekunan, dan harapan. HIPMI telah dan akan terus menjadi rumah bagi anak-anak muda yang percaya bahwa membangun negeri bisa dimulai dari membangun usaha.
Lebih dari setengah abad perjalanan bukan sekadar angka, tetapi sebuah bukti nyata bahwa HIPMI mampu bertahan, tumbuh, dan bertransformasi sesuai zaman. Kita meyakini bahwa pengusaha muda adalah ujung tombak pembangunan. Oleh karena itu, komitmen untuk terus menciptakan pengusaha-pengusaha muda baru harus menjadi agenda prioritas, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga sampai ke akar rumput.
Selamat ulang tahun ke-53 HIPMI. Teruslah menjadi pelita bagi anak muda Indonesia. Bersama kita songsong Indonesia Emas, dengan semangat kewirausahaan yang inklusif, progresif, dan berdaulat. (*)
*) Penulis: Yusril Toatubun, Fungsionaris HIPMI Maluku Tenggara